BAB I
PENDAHULUAN
Seorang yang
diserang penyakit jiwa (psychose), kepribadiannya
terganggu,dan selanjutnya menyebabkan kurang mampu menyesuaikan diri dengan
wajar, dan tidak sanggup memahami problemnya. Seringkali orang yang sakit jiwa,
tidak merasa bahwa ia sakit; sebaliknya ia menganggap dirinya normal saja,
bahkan lebih baik, lebih unggul dan lebih penting dari orang lain. Sakit jiwa
itu ada dua macam, yaitu: Pertama: yang
disebabkan oleh adanya kerusakan pada anggota tubuh, misalnya otak, sentral
saraf, atau hilangnya kemampuan berbagai kelenjar, saraf-saraf atau anggota
fisik lainnya untuk menjalankan tugasnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh
karena keracunan akibat minuman keras, obat-obat perangsang atau narkotik,
akibat penyakit kotor dan sebagainya. Kedua:
disebabkan oleh gangguan jiwa yang telah berlarut-larut sehingga mencapai
puncaknya tanpa suatu penyelesaian secara wajar. Atau dengan lain perkataan
disebabkan hilangnya keseimbangan mental secara menyeluruh, akibat suasana
lingkungan yang sangat menekan, ketegangan batin, dan sebagainya.
Pada makalah ini
akan dipaparkan mengenai macam-macam penyakit jiwa yang akan dipaparkan pada
halaman berikutnya
BAB
II
PEMBAHASAN
PENYAKIT
MENTAL
(GANGGUAN
PADA KESADARAN)
Penyakit
merupakan sesuatu yang bersifat merugikan untuk diri baik yang bersifat fisik
maupun mental. Penyakit secara fisik mungkin dapat dengan mudah terdeteksi
sehingga dapat diketahui cara pengobatannya. Namun bagaimana dengan penyakit yang
menyerang mental manusia?. Penyakit ini tidak nampak dan terkadang
sulit untuk kita ubah karena biasanya merupakan kebiasaan dalam diri manusia.
A.
Mental Disorder (Penyakit Mental) Dan Gejala Psikopat
1.
Mental Disorder
Penyakit Mental merupakan satu istilah umum bagi sebarang reaksi psikotis yang
serius, baik yang bersifat psikogenis maupun organis sifatnya.
Disorder mental adalah bentuk penyakit, gangguan, dan kekacauan fungsi mental atau
kesehatan mental, disebabkan oleh kegagalan mereaksinya nekanisme adaptasi dari
fungsi-fungsi kejiwaan/mental terhadap stimuli ekstern dan
ketegangan-ketegangan; sehingga muncul gangguan fungsional atau gangguan
struktural dari satu bagian, satu orang, atau sistem kejiwaan/mental.
a.
Sebab-Sebab Disorder Mental
Ada tiga faktor yang menyebabkan
timbulnya kekalutan mental, yaitu:
1)
Predisposisi struktur biologis/jasmani yang “minder”,
mental/kepribadian yang lemah, atau kombinasi dari keduanya bisa menimbulkan
gangguan mental. Jadi, memang ada kondisi pembawaan yang lemah. Lalu ditambah
dengan kondisi jasmani yang lemah, karena orang yang bersangkutan banyak
mengalami shock-shock emosional. Sehingga terjadi gangguan pada integrasi,
pribadi, dan muncul dissosiasi dengan lingkungan. Selanjutnya pada saatnya akan
meletus menjadi macam-macam gangguan mental.
2)
Pemasakan-batin yang keliru dari pengalaman, atau pencernaan
pengalaman dalam diri subyek dengan cara yang salah. Lokus atau tempat dari
gangguan jiwa itu ada di dalam kepribadian itu sendiri, dalam bentuk kesalahan
karakter yang cukup serius, biasanya berbentuk konflik-konflik batin yang tajam
dan sangat mendalam, yang tidak bisa diselesaikan dengan cara yang wajar.
3)
Faktor sosio-kultural atau faktor eksternal
Kebudayaan modern penuh rivalitas dan persaingan hidup ini
merupakan kebudayaan eksplosif atau “berketegangan tinggi”, yaitu
kebudayaan penuh ledakan dan ancaman bahaya. Sebabnya antara lain ialah: orang
berlomba-lomba memburu keuntungan komersial, ingin menjadi juara, ingin menang
sendiri, mengejar kemewahan hidup dan kekayaan dengan merugikan orang lain, dan
lain-lain. Semua peristiwa ini mengandung dimensi ketegangan tinggi, dan
sewaktu-waktu bisa eksplosif sifatnya, meledak jadi fenomena kekalutan mental
pada rakyat.
Jika ambisi untuk
mencapai kemewahan hidup tidak terpenuhi, orang lalu merasa malu, takut, cemas,
bingung, rendah-diri, dan mengalami banyak frustasi. Lagi pula, kehidupan di
kota-kota besar yang serba “modern” dan individualistis itu menonjolkan
pementingan diri sendiri, penuh unsur ketegangan,
kekhawatiran-kecemasan-ketakutan, tanpa memiliki kaitan batin, dan orang merasa
tidak aman. Maka ketakutan, kecemasan dan kebingungan itu menjadi
persemaian yang paling subur bagi timbulnya kekalutan mental.
Penderita
mula-mula menderita neurotic nucleus, yaitu stadium penuh rasa
ketakutan, frustasi, rendah diri, ketegangan batin dan kecemasan. Disusul
kemudian dengan penggunaan defence mechanism dan escape mechanism yang negatif,
sehingga cara penyelesaian masalahnya menjadi semakin tidak wajar. Lalu terjadi
khaos batin dan kekalutan mental. Maka tibalah titik kepatahan mental atau
mental breakdown, dan berkembang menjadi mental disorder.
Para penderita kekalutan mental
(mental disorder) ini banyak terdapat di kalangan:
a)
Di Kota-kota besar, lebih
banyak terdapat penderita kekalutan mental daripada di desa-desa. Sebabnya, di
kota-kota yang penuh padat dengan banyak unsur yang asing, kebanyakan orang
merasa terpencil, tersisih, sangat kesepian, rendah diri, takut, bingung,
cemas, merasa tidak dihargai dan ditolak, merasa dilupakan. Ada rasa
Anomi/tidak kenal, merasa dikejar-kejar, merasa ketinggalan, terhukum atau
tersiksa dan lain-lain.
b)
Pada orang dewasa.
Jumlah penderita kekalutan mental paling banyak terdapat di kalangan
orang-orang dewasa dan usia tua.
c)
Para remaja.
Simptom gangguan mental banyak terdapat di kalangan anak remaja, usia puber dan
adolesens, dan orang-orang usia klimakterium (40-50 tahun pada periode
peralihan, di mana haid/menstruasi sudah berhenti).
d)
Di kalangan dinas militer. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan orang menyesuaikan diri
dalam kelompok baru dengan disiplin ketat, peraturan dinas yang keras, dan
suasana yang otoriter.
e)
Orang-orang dengan status ekonomi rendah dan mata pencaharian
minimum. Mereka secara
fisik dan materiil selalu hidup berkekurangan, juga mengalami banyak tekanan
lahir-batin serta frustasi.
f)
Di kalangan kaum glandangan dan migran dari desa yang pindah ke
kota-kota, yang
tidak/belum bisa menyesuaikan diri terhadap tuntutan sosial urban yang baru.
Jelaslah, bahwa banyaknya penderita
mental disorder itu merupakan refleksi dari menumpuknya pola kejiwaan yang
konfiktius, yang banyak terdapat di kalangan masyarakat modern. Maka
gangguan mental itu bisa dihindari antara lain dengan jalan:
1)
Selalu memelihara kebersihan jiwa, kebersihan batin, tanpa
konflik-konflik batin yang serius.
2)
Dengan jalan menegakkan disiplin diri yang ketat.
3)
Melatih berfikir dan bertindak secara wajar, tanpa menggunakan
defence mechanism dan escape mechanisme yang negatif sifatnya.
4)
Berani mengatasi segenap kesulitan, dengan energi, ketabahan/
keberanian dan kemauan besar.
b.
Ekspresi dan ciri kekalutan mental
Penampilan dari kekalutan mental itu
biasanya berupa gejala-gejala sebagai berikut:
a)
Banyak terjadi konflik batin. Ada rasa tersobek-sobek oleh fikiran-fikiran dan emosi-emosi yang
antagonistis/bertentangan.
b)
Komunikasi sosialnya terputus. Dan ada desorientasi sosial. Timbullah kemudian
delusi-delusi yang menakutkan, atau pasien yang dihinggapi delusion of
grandeur (merasa diri super), menjadi suka iri hati dan bercuriga.
c)
Ada gangguan intelektual dan gangguan emosional yang
serius. Penderita gangguan mental yang berat sering mengalami ilusi-ilusi
optis, halusinasi-halusinasi berat, dan delusi.
c.
Beberapa bentuk kekalutan mental.
Bentuk-bentuk kekalutan mental dapat
kami kemukakan disini adalah:
i.
Psikopat (pribadi yang sosiopatik, pribadi yang anti
sosial/a-sosial/dissosial).
ii.
Psikoneurosa :
a)
Histeria
b)
Bentuk-bentuk dissosiasi kepribadian:
v Fugue
v Somnabulisme
v Multiple
personality
c)
Psikastenia, yang sering dibarengi simptom-simptom:
Ø Fobia
Ø Obsessi
Ø Kompulsi
d)
Tics atau gangguan gerak-gerak fasial.
e)
Hipokondria
f)
Neurastenia
g)
Anxiety neurosia
h)
Psikosomatisme :
E Hypertension
& effort syndrome
E Peptic ulcer
iii.
Psiko fungsiona terdiri atas :
a.
Schizofrenia :
·
Schizofrenia hebefrenic
·
Schizofrenia catatonic
·
Schizofrenia paranoid
b.
Manis depresif.
c.
Paranoia.
1.
Gejala Psikopat
Definisi Psikopat:
Psikopat adalah
bentuk kekalutan mental ditandai dengan tidak-adanya pengorganisasian dan
pengintegrasian pribadi. Orangnya tidak pernah bertanggung jawab secara moral,
dengan adaptasi sosial yang tidak
normal, dan selalu berkonflik dengan norma-norma sosial dan hukum, karena
sepanjang hayatnya ia hidup dalam “lingkungan sosial yang abnormal dan immoral”
yang diciptakan oleh angan-angan sendiri.
Di
antara penyakit jiwa yang terkenal ialah:
a)
Schizophrenia
Schizophrenia adalah
penyakit jiwa yang paling banyak terjadi dibandingkan dengan penyakit jiwa
lainnya. Penyakit ini menyebabkan kemunduran kepribadian pada umumnya, yang
biasanya mulai tampak pada masa puber, dan yang paling banyak menderita adalah
orang berumur antara 15-30 tahun.
Gejala-gejala yang
penting antara lain:
·
Dingin
perasaan, tak ada perhatian pada apa yang terjadi di sekitarnya. Tidak terlihat
padanya reaksi emosional terhadap orang yang terdekat dengannya, baik emosi
marah, sedih dan takut.
·
Banyak
tenggelam dalam lamunan yang jauh dari kenyataan, sangat sukar bagi orang untuk
memahami pikirannya. Dan lebih suka menyendiri.
·
Mempunyai
prasangka-prasangka yang tidak benar dan tidak beralasan.
·
Sering
terjadi salah tanggapan atau terhentinya pikiran.
·
Hallusinasi
pendengaran, penciuman, atau penglihatan, dimana si penderita seolah-olah
mendengar, mencium atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
·
Si
sakit banyak putus asa dan merasa bahwa ia adalah korban kejahatan orang banyak
atau masyarakat.
Demikianlah
antara lain gejala-gejala Schizophrenia
, dan tiap-tiap pasien mungkin hanya mengalami satu dua macam saja dari
gejala-gejala tersebut, sedangkan dalam hal lain, ia terlihat dari kenyataan.
Sampai sekarang penyakit ini belum diketahui dengan pasti apa sebenarnya
penyebab yang menimbulkan penyakit Schizophrenia
itu. Ada yang berpendapat bahwa keturunanlah yang besar peranannya, dan ada
pula yang mengatakan bahwa sebabnya adalah dari rusaknya kelenjar-kelenjar
tertentu dari tubuh. Apapun sebab sesungguhnya, naumn terbukti bahwa kebanyakan
penyakit ini mulai menyerang setelah orang menghadapi satu peristiwa yang
menekan, yang berakibat munculnya penyakit yang mungkin sudah terdapat secara
sembunyi di dalam diri orang itu.
Penyakit
ini biasanya lama sekali perkembangannya, mungkin dalam beberapa bulan atau
beberapa tahun, baru ia menunjukkan gejala-gejala yang ringan, tapi akhirnya
setelah peristiwa tertentu, tiba-tiba terlihat gejala yang hebat sekaligus.
b)
Paranoia
Salah
satu penyakit jiwa yang terkenal pula adalah penyakit Paranoia, “gila kebesaran”, atau “gila menuduh orang”. Penyakit ini
tidak banyak terjadi, kadang-kadang hanya satu atau dua orang saja yang
terdapat menjadi penghuni dari salah satu rumah sakit jiwa. Biasanya penyakit
ini mulai menyerang orang sekitar umur 40 tahunan.
Di
antara cirri-ciri khas dari penyakit ini ialah delusi, yaitu satu pikiran salah yang menguasai orang yang
diserangnya. Delusi ini berbeda
bentuk dan macamnya sesuai dengan suasana dan kepribadian si sakit, misalnya:
·
Si
sakit mempunyai satu pendapat yang salah, segala perhatiannya ditujukan ke sana
dan yang satu itu pula yang menjadi buah tuturnya, sehingga setap orang yang
ditmuinya akan diyakinkannya pula akan kebenaran pendapatnya itu.
·
Si
sakit merasa bahwa ada orang yang jahat kepadanya dan selalu berusaha untuk
menjatuhkan atau menganiayanya.
·
Si
sakit merasa bahwa dirinya orang besar, hebat tiada bandingya, dia meyakini
bahwa dirinya adalah seorang pemimpin yang terbesar atau mungkin ia mengaku
Nabi.
Sebenarnya
kita harus membedakan antara sakit Paranoia
yang sungguh-sungguh dengan kelakuan paranoid.
Orang yang mempunyai kelakuan paranoid,
yang tentunya juga abnormal, adalah:
·
Terlihat
sekali dalam segala tindakannya, bahwa ia egois, keras kepala dan sangat
berkeras atas pendirian dan pendapatnya.
·
Tidak
mengakui kesalahan, selalu melemparkan kesalahan pada orang lain, dan segala
kegagalannya disangkanya akibat dari segala campur tangan orang lain.
·
Dalam
peraudaraan ia tidak setia, orang yang tadinya sangat dicintainya, akan dapat
berubah menjadi orang yang sangat dibencinya oleh sebab yang remeh saja.
·
Orang
ini tidak dapat bekerja yang membutuhkan kepatuhan kepada pimpinan, karena ia
sudah membantak atau melawan dan mempunyai pendapat sendiri, tidak mau menerima
nasehat atau pandangan orang lain yang berlainan dengan pendapanya.
c).
Manic-Depressive
Penyakit
jiwa yang terkenal juga adalah manic-depressive, dimana penderitanya mengalami
rasa besar/gembira yang kemudian menjadi sedih/tertekan. Gejala-gejalanya ada
dua macam, yaitu:
1.
Mania, yang mempunyai
tiga tingkatan, yaitu ringan (hypo),
berat (acute), dan sangat berat (hypro).
Dalam
tindakanya orang yang diserang oleh mania ringan terlihat selalu aktif, tidak
kenal payah, suka menguasai pembicaraan, pandang ditegur perkataan atau
perbuatannya, tidak tahan kecaman terhadap dirinya. Biasanya orang ini suka
mencampuri urusan orang lain yang tak ada hubungan dengan dirinya.
Dalam
mania yang berat (acute), orang
biasanya diserang delusi-delusi pada waktu-waktu tertentu, sehingga sukar
baginya untuk melakukan suatu pekerjaan yang tertatur. Si sakit mengungkapkan
rasa gembira dan bahagianya secara belebih-lebihan. Kadang-kadang ia diserang
oleh lamunan yang dalam sekali, sehingga tidak dapat membedakan tempat, waktu,
dan orang-orang di sekitarnya.
Dalam
hal mania yang sangat berat (hyper), orang yang diserangnya kadang-kadang
membahayakan dirinya sendiri dan mungkin membahayakan orang lain dalam sikap dan
perbuatannya.
Penyakit
ini dinamakan juga “gila kumat-kumatan”, karena si sakit berubah-rubah dari
rasa lega dan gembira yang berlebih-lebihan, sesudah itu bisa kembali, atau
menurun menjadi sedih, muram, dan tak berdaya.
Dalam
hal yang pertama penderita berteriak, mencaci maki, marah-marah, dan
sebagainya. Kemudian kembali kepada ketenangan biasa dan bekerja seperti tidak
ada apa-apa.
Dalam
hal edua mungkin ia sangat emosional, marah, mencaci-maki, memukul orang, ingin
menghancurkan segala sesuatu, tertawa terbahak-bahak dan sebagainya. Kemuian
dalam sebentar waktu berubah menjadi tenang kembali. Bahkan kelihatan menjadi
sedih, murung, rendah, dan kecil hati.
2.
Melancholia
(rasa tertekan)
Dalam melancholia orang selalu terlihat
muram, sedih, dan putus asa. Ia merasa diserang oleh berbagai penyakit yang
tidak bisa sembuh, atau merasa telah berbuat dosa yang tak mungkin diampuni
lagi, bahkan kadang-kadang ia menyakiti dirinya, misalnya menyayat-nyayat
kemaluannya, sering pula si sakit berusaha membunuh orang-orang yang paling
dicintainya dan kemudian bunuh diri, karena ia merasa kasihan kepada mereka.
Melancholia ini bertingkat-tingkat,
yaitu: ringan, berat, dan involusi (hilangnya kesuburan).
Orang yang diserang oleh penyakit
melancholia yang ringan, merasa bahwa kegiatan pikiran dan fisiknya berangsur
kurang, sering mengeluh tentang nasibnya yang tidak baik dan merasa tak ada
jalan untuk memperbaikinya. Karena itu ia tidak mau ikut aktif dalam hal
apapun, bahkan ia merasa tak ada gunanya ia hidup.
Dalam hal melancholia berat, si sakit
menjauhkan dirinya sama sekali dari masyarakat, tidak menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya. Gejalanya yang paling menonjol
ialah si sakit merasa bahwa dia telah terlanjur berbuat dosaatau kesalahan-kesalahan
besar yang tidak terampuni lagi, ia merasa seolah-olah dialah yang telah
menyebabkan orang menderita, bahaya, dan kesengsaraan.
Melancholia yang ketiga adalah yang
terkenal dengan melancholia pada umur putus asa, dimana orang yang
dihinggapinya teah mencapai putus asa karena habisnya kesuburan (involusi).
Permulaannya berbeda antara laki-laki dan wanita. Pada wanita kira-kira berumur
antara 40-50 tahun sedangkan laki-laki berumur 50-65 tahun. Orang-orang pada
umur ini gejala-gejala kelambanan karena habisnya hormon. Kekuatan pikiran dan
fisik mulai berkurang.
Diantara penyakit-penyakit ini adalah
orang yang sakit merasa curiga dan putus asa, gelisah, pengelamun. Mungkin ia
akan keluar masuk kamar sambil mengeluh, menarik-narik rambutnya,
menghempas-hempaskan tangannya, menyesali dirinya. Biasanya ia tidak mau makan
dan marah kepada orang-orang yang mencoba mendekatinya. Banyak ahli yang
menyangka bahwa kehabisan hormonlah yang menyebabkan penyakit itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar