Kamis, 09 Agustus 2012

Penyakit Mental


BAB I
PENDAHULUAN

Seorang yang diserang penyakit jiwa (psychose), kepribadiannya terganggu,dan selanjutnya menyebabkan kurang mampu menyesuaikan diri dengan wajar, dan tidak sanggup memahami problemnya. Seringkali orang yang sakit jiwa, tidak merasa bahwa ia sakit; sebaliknya ia menganggap dirinya normal saja, bahkan lebih baik, lebih unggul dan lebih penting dari orang lain. Sakit jiwa itu ada dua macam, yaitu: Pertama: yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada anggota tubuh, misalnya otak, sentral saraf, atau hilangnya kemampuan berbagai kelenjar, saraf-saraf atau anggota fisik lainnya untuk menjalankan tugasnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena keracunan akibat minuman keras, obat-obat perangsang atau narkotik, akibat penyakit kotor dan sebagainya. Kedua: disebabkan oleh gangguan jiwa yang telah berlarut-larut sehingga mencapai puncaknya tanpa suatu penyelesaian secara wajar. Atau dengan lain perkataan disebabkan hilangnya keseimbangan mental secara menyeluruh, akibat suasana lingkungan yang sangat menekan, ketegangan batin, dan sebagainya.
Pada makalah ini akan dipaparkan mengenai macam-macam penyakit jiwa yang akan dipaparkan pada halaman berikutnya
















BAB II
PEMBAHASAN
PENYAKIT MENTAL
(GANGGUAN PADA KESADARAN)
Penyakit merupakan sesuatu yang bersifat merugikan untuk diri baik yang bersifat fisik maupun mental. Penyakit secara fisik mungkin dapat dengan mudah terdeteksi sehingga dapat diketahui cara pengobatannya. Namun bagaimana dengan penyakit yang menyerang mental manusia?. Penyakit ini tidak nampak dan terkadang sulit untuk kita ubah karena biasanya merupakan kebiasaan dalam diri manusia.
A.    Mental Disorder (Penyakit Mental) Dan Gejala Psikopat
1.      Mental Disorder
Penyakit Mental merupakan satu istilah umum bagi sebarang reaksi psikotis yang serius, baik yang bersifat psikogenis maupun organis sifatnya.
Disorder mental adalah bentuk penyakit, gangguan, dan kekacauan fungsi mental atau kesehatan mental, disebabkan oleh kegagalan mereaksinya nekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan/mental terhadap stimuli ekstern dan ketegangan-ketegangan; sehingga muncul gangguan fungsional atau gangguan struktural dari satu bagian, satu orang, atau sistem kejiwaan/mental.
a.      Sebab-Sebab Disorder Mental
Ada tiga faktor yang menyebabkan timbulnya kekalutan mental, yaitu:
1)      Predisposisi struktur biologis/jasmani yang “minder”, mental/kepribadian yang lemah, atau kombinasi dari keduanya bisa menimbulkan gangguan mental. Jadi, memang ada kondisi pembawaan yang lemah. Lalu ditambah dengan kondisi jasmani yang lemah, karena orang yang bersangkutan banyak mengalami shock-shock emosional. Sehingga terjadi gangguan pada integrasi, pribadi, dan muncul dissosiasi dengan lingkungan. Selanjutnya pada saatnya akan meletus menjadi macam-macam gangguan mental.
2)      Pemasakan-batin yang keliru dari pengalaman, atau pencernaan pengalaman dalam diri subyek dengan cara yang salah. Lokus atau tempat dari gangguan jiwa itu ada di dalam kepribadian itu sendiri, dalam bentuk kesalahan karakter yang cukup serius, biasanya berbentuk konflik-konflik batin yang tajam dan sangat mendalam, yang tidak bisa diselesaikan dengan cara yang wajar.
3)      Faktor sosio-kultural atau faktor eksternal
Kebudayaan modern penuh rivalitas dan persaingan hidup ini merupakan kebudayaan eksplosif atau “berketegangan tinggi”, yaitu kebudayaan penuh ledakan dan ancaman bahaya. Sebabnya antara lain ialah: orang berlomba-lomba memburu keuntungan komersial, ingin menjadi juara, ingin menang sendiri, mengejar kemewahan hidup dan kekayaan dengan merugikan orang lain, dan lain-lain. Semua peristiwa ini mengandung dimensi ketegangan tinggi, dan sewaktu-waktu bisa eksplosif sifatnya, meledak jadi fenomena kekalutan mental pada rakyat.
            Jika ambisi untuk mencapai kemewahan hidup tidak terpenuhi, orang lalu merasa malu, takut, cemas, bingung, rendah-diri, dan mengalami banyak frustasi. Lagi pula, kehidupan di kota-kota besar yang serba “modern” dan individualistis itu menonjolkan pementingan diri sendiri, penuh unsur ketegangan, kekhawatiran-kecemasan-ketakutan, tanpa memiliki kaitan batin, dan orang merasa tidak aman. Maka ketakutan, kecemasan dan kebingungan itu menjadi persemaian yang paling subur bagi timbulnya kekalutan mental.
            Penderita mula-mula menderita neurotic nucleus, yaitu stadium penuh rasa ketakutan, frustasi, rendah diri, ketegangan batin dan kecemasan. Disusul kemudian dengan penggunaan defence mechanism dan escape mechanism yang negatif, sehingga cara penyelesaian masalahnya menjadi semakin tidak wajar. Lalu terjadi khaos batin dan kekalutan mental. Maka tibalah titik kepatahan mental atau mental breakdown, dan berkembang menjadi mental disorder.
Para penderita kekalutan mental (mental disorder) ini banyak terdapat di kalangan:
a)      Di Kota-kota besar, lebih banyak terdapat penderita kekalutan mental daripada di desa-desa. Sebabnya, di kota-kota yang penuh padat dengan banyak unsur yang asing, kebanyakan orang merasa terpencil, tersisih, sangat kesepian, rendah diri, takut, bingung, cemas, merasa tidak dihargai dan ditolak, merasa dilupakan. Ada rasa Anomi/tidak kenal, merasa dikejar-kejar, merasa ketinggalan, terhukum atau tersiksa dan lain-lain.
b)      Pada orang dewasa. Jumlah penderita kekalutan mental paling banyak terdapat di kalangan orang-orang dewasa dan usia tua.
c)      Para remaja. Simptom gangguan mental banyak terdapat di kalangan anak remaja, usia puber dan adolesens, dan orang-orang usia klimakterium (40-50 tahun pada periode peralihan, di mana haid/menstruasi sudah berhenti).
d)     Di kalangan dinas militer. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan orang menyesuaikan diri dalam kelompok baru dengan disiplin ketat, peraturan dinas yang keras, dan suasana yang otoriter.
e)      Orang-orang dengan status ekonomi rendah dan mata pencaharian minimum. Mereka secara fisik dan materiil selalu hidup berkekurangan, juga mengalami banyak tekanan lahir-batin serta frustasi.
f)       Di kalangan kaum glandangan dan migran dari desa yang pindah ke kota-kota, yang tidak/belum bisa menyesuaikan diri terhadap tuntutan sosial urban yang baru.
Jelaslah, bahwa banyaknya penderita mental disorder itu merupakan refleksi dari menumpuknya pola kejiwaan yang konfiktius, yang banyak terdapat di kalangan masyarakat modern. Maka gangguan mental itu bisa dihindari antara lain dengan jalan:
1)      Selalu memelihara kebersihan jiwa, kebersihan batin, tanpa konflik-konflik batin yang serius.
2)      Dengan jalan menegakkan disiplin diri yang ketat.
3)      Melatih berfikir dan bertindak secara wajar, tanpa menggunakan defence mechanism dan escape mechanisme yang negatif sifatnya.
4)      Berani mengatasi segenap kesulitan, dengan energi, ketabahan/ keberanian dan kemauan besar.
b.             Ekspresi dan ciri kekalutan mental
Penampilan dari kekalutan mental itu biasanya berupa gejala-gejala sebagai berikut:
a)      Banyak terjadi konflik batin. Ada rasa tersobek-sobek oleh fikiran-fikiran dan emosi-emosi yang antagonistis/bertentangan.
b)      Komunikasi sosialnya terputus. Dan ada desorientasi sosial. Timbullah kemudian delusi-delusi yang menakutkan, atau pasien yang dihinggapi delusion of grandeur (merasa diri super), menjadi suka iri hati dan bercuriga.
c)      Ada gangguan intelektual dan gangguan emosional yang serius. Penderita gangguan mental yang berat sering mengalami ilusi-ilusi optis, halusinasi-halusinasi berat, dan delusi.
c.         Beberapa bentuk kekalutan mental.
Bentuk-bentuk kekalutan mental dapat kami kemukakan disini adalah:
                    i.            Psikopat (pribadi yang sosiopatik, pribadi yang anti sosial/a-sosial/dissosial).
                  ii.            Psikoneurosa :
a)      Histeria
b)      Bentuk-bentuk dissosiasi kepribadian:
v  Fugue
v  Somnabulisme
v  Multiple personality
c)      Psikastenia, yang sering dibarengi simptom-simptom:
Ø  Fobia
Ø  Obsessi
Ø  Kompulsi
d)     Tics atau gangguan gerak-gerak fasial.
e)      Hipokondria
f)       Neurastenia
g)      Anxiety neurosia
h)      Psikosomatisme :
E Hypertension & effort syndrome
E Peptic ulcer
                iii.            Psiko fungsiona terdiri atas :
a.       Schizofrenia :
·         Schizofrenia hebefrenic
·         Schizofrenia catatonic
·         Schizofrenia paranoid
b.      Manis depresif.
c.       Paranoia.
1.      Gejala Psikopat
Definisi Psikopat:
            Psikopat adalah bentuk kekalutan mental ditandai dengan tidak-adanya pengorganisasian dan pengintegrasian pribadi. Orangnya tidak pernah bertanggung jawab secara moral, dengan  adaptasi sosial yang tidak normal, dan selalu berkonflik dengan norma-norma sosial dan hukum, karena sepanjang hayatnya ia hidup dalam “lingkungan sosial yang abnormal dan immoral” yang diciptakan oleh angan-angan sendiri.

Di antara penyakit jiwa yang terkenal ialah:
a)      Schizophrenia
Schizophrenia adalah penyakit jiwa yang paling banyak terjadi dibandingkan dengan penyakit jiwa lainnya. Penyakit ini menyebabkan kemunduran kepribadian pada umumnya, yang biasanya mulai tampak pada masa puber, dan yang paling banyak menderita adalah orang berumur antara 15-30 tahun.
            Gejala-gejala yang penting antara lain:
·         Dingin perasaan, tak ada perhatian pada apa yang terjadi di sekitarnya. Tidak terlihat padanya reaksi emosional terhadap orang yang terdekat dengannya, baik emosi marah, sedih dan takut.
·         Banyak tenggelam dalam lamunan yang jauh dari kenyataan, sangat sukar bagi orang untuk memahami pikirannya. Dan lebih suka menyendiri.
·         Mempunyai prasangka-prasangka yang tidak benar dan tidak beralasan.
·         Sering terjadi salah tanggapan atau terhentinya pikiran.
·         Hallusinasi pendengaran, penciuman, atau penglihatan, dimana si penderita seolah-olah mendengar, mencium atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
·         Si sakit banyak putus asa dan merasa bahwa ia adalah korban kejahatan orang banyak atau masyarakat.
Demikianlah antara lain gejala-gejala Schizophrenia , dan tiap-tiap pasien mungkin hanya mengalami satu dua macam saja dari gejala-gejala tersebut, sedangkan dalam hal lain, ia terlihat dari kenyataan. Sampai sekarang penyakit ini belum diketahui dengan pasti apa sebenarnya penyebab yang menimbulkan penyakit Schizophrenia itu. Ada yang berpendapat bahwa keturunanlah yang besar peranannya, dan ada pula yang mengatakan bahwa sebabnya adalah dari rusaknya kelenjar-kelenjar tertentu dari tubuh. Apapun sebab sesungguhnya, naumn terbukti bahwa kebanyakan penyakit ini mulai menyerang setelah orang menghadapi satu peristiwa yang menekan, yang berakibat munculnya penyakit yang mungkin sudah terdapat secara sembunyi di dalam diri orang itu.  
Penyakit ini biasanya lama sekali perkembangannya, mungkin dalam beberapa bulan atau beberapa tahun, baru ia menunjukkan gejala-gejala yang ringan, tapi akhirnya setelah peristiwa tertentu, tiba-tiba terlihat gejala yang hebat sekaligus.
b)      Paranoia
Salah satu penyakit jiwa yang terkenal pula adalah penyakit Paranoia, “gila kebesaran”, atau “gila menuduh orang”. Penyakit ini tidak banyak terjadi, kadang-kadang hanya satu atau dua orang saja yang terdapat menjadi penghuni dari salah satu rumah sakit jiwa. Biasanya penyakit ini mulai menyerang orang sekitar umur 40 tahunan.
Di antara cirri-ciri khas dari penyakit ini ialah delusi, yaitu satu pikiran salah yang menguasai orang yang diserangnya. Delusi ini berbeda bentuk dan macamnya sesuai dengan suasana dan kepribadian si sakit, misalnya:
·         Si sakit mempunyai satu pendapat yang salah, segala perhatiannya ditujukan ke sana dan yang satu itu pula yang menjadi buah tuturnya, sehingga setap orang yang ditmuinya akan diyakinkannya pula akan kebenaran pendapatnya itu.
·         Si sakit merasa bahwa ada orang yang jahat kepadanya dan selalu berusaha untuk menjatuhkan atau menganiayanya.
·         Si sakit merasa bahwa dirinya orang besar, hebat tiada bandingya, dia meyakini bahwa dirinya adalah seorang pemimpin yang terbesar atau mungkin ia mengaku Nabi.
Sebenarnya kita harus membedakan antara sakit Paranoia yang sungguh-sungguh dengan kelakuan paranoid. Orang yang mempunyai kelakuan paranoid, yang tentunya juga abnormal, adalah:
·         Terlihat sekali dalam segala tindakannya, bahwa ia egois, keras kepala dan sangat berkeras atas pendirian dan pendapatnya.
·         Tidak mengakui kesalahan, selalu melemparkan kesalahan pada orang lain, dan segala kegagalannya disangkanya akibat dari segala campur tangan orang lain.
·         Dalam peraudaraan ia tidak setia, orang yang tadinya sangat dicintainya, akan dapat berubah menjadi orang yang sangat dibencinya oleh sebab yang remeh saja.
·         Orang ini tidak dapat bekerja yang membutuhkan kepatuhan kepada pimpinan, karena ia sudah membantak atau melawan dan mempunyai pendapat sendiri, tidak mau menerima nasehat atau pandangan orang lain yang berlainan dengan pendapanya.
c). Manic-Depressive
Penyakit jiwa yang terkenal juga adalah manic-depressive, dimana penderitanya mengalami rasa besar/gembira yang kemudian menjadi sedih/tertekan. Gejala-gejalanya ada dua macam, yaitu:
1.      Mania, yang mempunyai tiga tingkatan, yaitu ringan (hypo), berat (acute), dan sangat berat (hypro).
Dalam tindakanya orang yang diserang oleh mania ringan terlihat selalu aktif, tidak kenal payah, suka menguasai pembicaraan, pandang ditegur perkataan atau perbuatannya, tidak tahan kecaman terhadap dirinya. Biasanya orang ini suka mencampuri urusan orang lain yang tak ada hubungan dengan dirinya.
Dalam mania yang berat (acute), orang biasanya diserang delusi-delusi pada waktu-waktu tertentu, sehingga sukar baginya untuk melakukan suatu pekerjaan yang tertatur. Si sakit mengungkapkan rasa gembira dan bahagianya secara belebih-lebihan. Kadang-kadang ia diserang oleh lamunan yang dalam sekali, sehingga tidak dapat membedakan tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya.
Dalam hal mania yang sangat berat (hyper), orang yang diserangnya kadang-kadang membahayakan dirinya sendiri dan mungkin membahayakan orang lain dalam sikap dan perbuatannya.
Penyakit ini dinamakan juga “gila kumat-kumatan”, karena si sakit berubah-rubah dari rasa lega dan gembira yang berlebih-lebihan, sesudah itu bisa kembali, atau menurun menjadi sedih, muram, dan tak berdaya.
Dalam hal yang pertama penderita berteriak, mencaci maki, marah-marah, dan sebagainya. Kemudian kembali kepada ketenangan biasa dan bekerja seperti tidak ada apa-apa.
Dalam hal edua mungkin ia sangat emosional, marah, mencaci-maki, memukul orang, ingin menghancurkan segala sesuatu, tertawa terbahak-bahak dan sebagainya. Kemuian dalam sebentar waktu berubah menjadi tenang kembali. Bahkan kelihatan menjadi sedih, murung, rendah, dan kecil hati.
2.      Melancholia (rasa tertekan)
Dalam melancholia orang selalu terlihat muram, sedih, dan putus asa. Ia merasa diserang oleh berbagai penyakit yang tidak bisa sembuh, atau merasa telah berbuat dosa yang tak mungkin diampuni lagi, bahkan kadang-kadang ia menyakiti dirinya, misalnya menyayat-nyayat kemaluannya, sering pula si sakit berusaha membunuh orang-orang yang paling dicintainya dan kemudian bunuh diri, karena ia merasa kasihan kepada mereka.
Melancholia ini bertingkat-tingkat, yaitu: ringan, berat, dan involusi (hilangnya kesuburan).
Orang yang diserang oleh penyakit melancholia yang ringan, merasa bahwa kegiatan pikiran dan fisiknya berangsur kurang, sering mengeluh tentang nasibnya yang tidak baik dan merasa tak ada jalan untuk memperbaikinya. Karena itu ia tidak mau ikut aktif dalam hal apapun, bahkan ia merasa tak ada gunanya ia hidup.
Dalam hal melancholia berat, si sakit menjauhkan dirinya sama sekali dari masyarakat, tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya. Gejalanya yang paling menonjol ialah si sakit merasa bahwa dia telah terlanjur berbuat dosaatau kesalahan-kesalahan besar yang tidak terampuni lagi, ia merasa seolah-olah dialah yang telah menyebabkan orang menderita, bahaya, dan kesengsaraan.
Melancholia yang ketiga adalah yang terkenal dengan melancholia pada umur putus asa, dimana orang yang dihinggapinya teah mencapai putus asa karena habisnya kesuburan (involusi). Permulaannya berbeda antara laki-laki dan wanita. Pada wanita kira-kira berumur antara 40-50 tahun sedangkan laki-laki berumur 50-65 tahun. Orang-orang pada umur ini gejala-gejala kelambanan karena habisnya hormon. Kekuatan pikiran dan fisik mulai berkurang.
Diantara penyakit-penyakit ini adalah orang yang sakit merasa curiga dan putus asa, gelisah, pengelamun. Mungkin ia akan keluar masuk kamar sambil mengeluh, menarik-narik rambutnya, menghempas-hempaskan tangannya, menyesali dirinya. Biasanya ia tidak mau makan dan marah kepada orang-orang yang mencoba mendekatinya. Banyak ahli yang menyangka bahwa kehabisan hormonlah yang menyebabkan penyakit itu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar